Mengapa Uang Menjauh Dari Anda?
Setiap pagi, hari Senin sampai dengan Jumat, pukul 05.30 sampai 07.00 WIB secara rutin saya berdiskusi dengan berbagai ahli dari latar belakang yang beragam. Diskusi terbatas ini menghasilkan banyak gagasan dan juga pencerahan bagi saya. Salah satu sisipan diskusi tadi pagi adalah tentang cara kerja uang. Ternyata, uang itu bisa mendekat dan juga bisa menjauh dari kita. Mengapa sebagian orang kaya raya, dan mengapa sebagian orang miskin papa?
Salah satu teman diskusi saya menyampaikan: “uang itu tidak mau datang kepada kita, apabila kita punya tembok yang menghalanginya. Tembok itu ada dalam pikiran kita.” Saya mendengarkan dengan seksama karena yang menjelaskan sudah menjalankannya. Meski masih sangat muda, anak ini terbukti kaya raya setelah ia berhasil “menjebol” tembok yang ada dalam pikirannya.
Apa saja tembok tersebut? Pertama, punya perasaan bersalah yang besar. Ada beberapa orang yang merasa bersalah apabila ia melakukan sesuatu atau berbisnis dan mendapatkan keuntungan yang besar. Perasaan bersalah karena melakukan sesuatu yang baik dan benar sehingga Anda layak mendapat bayaran (profit) adalah tembok pertama yang membuat uang tidak bisa mengalir ke tempat Anda.
Kedua, perasaaan malu. Malu berbisnis, malu menunjukkan prestasi, malu untuk melakukan sesuatu adalah tembok kedua yang membuat uang enggan datang kepada kita. Saat ada peluang kebaikan segera lakukan tanpa harus malu, karena pada hakekatnya saat kita melakukan sesuatu yang baik, manfaatnya dirasakan oleh orang lain dan juga diri kita. Perasaan malu yang bukan pada tempatnya membuat uang menjauh dari Anda.
Ketiga, ingin dilihat sebagai orang baik. Adanya banyak persepsi yang beredar di tengah masyarakat tentang “keburukan” uang membuat beberapa orang enggan membicarakan uang karena ingin dianggap baik oleh banyak orang. Ada kesan, mendiskusikan seputar uang adalah hal yang tabu, transaksional dan keserakahan. Apabila Anda punya perasaan ingin terlihat baik dimata banyak orang, bersiaplah Anda tidak memiliki banyak uang.
Apabila Anda memiliki ketiga hal tersebut di atas, sudah bisa diduga bahwa Anda belumlah terlalu memiliki banyak uang. Mari kita renungkan beberapa pertanyaan berikut, bukankah dengan banyak uang Anda bisa melakukan berbagai kebaikan? Bukankah dengan banyak uang Anda bisa membahagiakan orang-orang yang membutuhkan? Bukankah dengan banyak uang Anda bisa menolong banyak orang? Bukankah “tangan di atas” jauh lebih mulia dibandingkan “tangan di bawah?”
Bukankah uang yang Anda miliki bisa dibawa ke akherat? Caranya? Titipkan atau sedekahkan uang Anda kepada banyak orang yang membutuhkan. Bukankah salah satu pahala yang terus mengalir adalah sedekah jariah, sumbangan yang Anda niatkan karena Allah swt? Meski Anda telah terkubur di dalam tanah, Anda masih mendapatkan kiriman pahala karena tebaran uang yang Anda bagikan saat Anda masih hidup di dunia. Asyikkan?
Mari berbanyak uang yang bisa kita dapatkan dan setelah itu dengan penuh suka cita uang itu kita distribusikan untuk banyak kepentingan. Dan kepentingan yang utama adalah menjadikan uang yang kita terima dijadikan “kendaraan” untuk merayu Sang Pemilik Rezeki agar kita menjadi kekasih-Nya. Mau?
Salam SuksesMulia.
Sumber : Jamilazzaini.com