10 Cara Mudah untuk Ajari Anak Literasi Finansial(Part 2)
-
Jadi kreditur untuk anak.
Salah satu prinsip dasar yang perlu dipahami anak terkait keuangan adalah untuk tidak hidup di luar kemampuan. Jika anak memiliki sesuatu yang ingin ia beli tapi tidak sabar menunggu tabungannya cukup, Anda bisa berperan jadi kreditur untuknya Moms.
Misalnya, jika anak Anda ingin membeli sesuatu yang harganya 100s ribu rupiah, Anda dapat “meminjamkan” uang itu dan meminta pembayaran dari uang saku yang Anda berikan. Bila perlu, dengan bunga.Dengan cara ini, anak bisa belajar bahwa menabung dapat berarti menunda kepuasan lebih lama, tetapi hal yang ingin ia beli tidak akan berakhir dengan biaya lebih banyak jika mau menunggu.
-
Berdiskusi lebih jauh tentang keuangan.
Bila anak sudah mulai bersekolah, ajak anak berpikir kritis. Mulailah dengan menjelaskan pada anak tentang bedanya kebutuhan dan keinginan. Lalu ajak anak berpikir bagaimana menemukan hubungan antara menghasilkan, membelanjakan, menyimpan dan mendonasikan uang.
Anda juga bisa mengajak anak berdiskusi tentang seperti apa contoh penggunaan uang yang tidak bijak, bagaimana supaya uang yang kita miliki bisa cukup dan sebagainya.
- Beri Anak Kesempatan Menghasilkan Uang.
Manfaatkan waktu luang di akhir pekan atau saat libur sekolah untuk memberi anak kesempatan menghasilkan uang. Misalnya dengan memberi tugas khusus yang membuat anak bisa mendapat upah dari Anda? Atau mendorong anak untuk membuat sesuatu dan menjualnya di halaman rumah?
- Kenalkan aplikasi-aplikasi finansial yang tersedia di gawai pada anak.
Misalnya kalau Anda kerap menggunakan e-banking maupun aplikasi pembayaran online. Biarkan anak melihat saat Anda memanfaatkan aplikasi ini dan jelaskan agar anak mengerti.
-
Biasakan praktik 4 R
Praktik 4 R maksudnya Reduce (mengurangi), Reuse (memakai kembali), Recycle (mendaur ulang) dan Recover atau Repair (memperbaiki) sangat erat kaitannya dengan literasi finansial atau keuangan. Ajaklah anak dan seluruh anggota keluarga mempraktikkannya setiap hari.
Kurangi penggunaan barang-barang yang membutuhkan banyak energi dan menghasilkan banyak sampah. Misalnya dengan menghemat listrik, air, gas, serta membawa tas belanja sendiri dan memilih produk dengan kemasan yang bisa diisi ulang.
Pakai kembali barang-barang yang masih bisa dipakai dan usahakan untuk sesedikit mungkin menggunakan barang yang disposable atau hanya sekali pakai.
Daur ulang barang yang sudah tak terpakai menjadi barang baru yang bisa dipakai kembali. Seperti mengolah sampah organik jadi kompos dan sampah anorganik jadi barang yang bermanfaat. Tas dari kemasan sabun mungkin? Atau celengan dari kaleng susu?
Jangan lupa, perbaiki barang-barang yang rusak sehingga bisa dipakai kembali tanpa harus membeli yang baru. Tak hanya hemat, tapi juga padat manfaat!
sumber : Kumparan.com
No comments yet! You be the first to comment.