Awali Literasi Keuangan dari Keluarga
LITERASI keuangan masyarakat Indonesia masih terbilang cukup rendah. Berdasarkan survei yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2016, masyarakat yang termasuk dalam kategori well literate atau memiliki pengetahuan mengenai lembaga dan produk jasa keuangan serta memiliki keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan hanya sebesar 29,66%. Literasi keuangan yang rendah berkaitan erat dengan kurangnya akses informasi atas produk dan jasa keuangan. Survei OJK menunjukkan lebih dari 51% masyarakat membuat keputusan terkait keuangan berdasarkan informasi dari iklan komersial di televisi. Sebanyak 82% remaja mengkui mendapatkan pendidikan literasi keuangan dari orang tuanya (Teens&Money Survey Findings, 2011).
Kami melihat dalam masyarakat masalah uang adalah hal yang tabu untuk dibicarakan, selain seks. Membicarakan uang juga sering kali dipandang sebagai hal yang negatif. Akibatnya, banyak terjadi kesalahpahaman mengenai uang,” jelas Ivy Widjaja, Head of Customer Segmentation & Marketing PermataBank dalam acara Media Clinic #BicaraUang yang diadakan di Jakarta, Rabu (20/9). Media Clinic #BicaraUang merupakan acara yang digelar PermataBank sebagai bagian dari Industri Jasa keuangan untuk menggelar edukasi keuangan dalam tema Bicara Uang. Ivy menyebutkan, contoh kesalahan pengelolaan keuangan yang diakibatkan kurangnya pengetahuan. “Sebanyak 28% masyarakat memiliki pengeluaran yang lebih besar dari pada pendapatan. Isu finansial juga menyebabkan banyak konflik dalam rumah tangga,” tuturnya.
Melalui Bicara Uang, PermataBank mengajak masyarakat untuk belajar finansial bagi keluarga dengan cara yang menyenangkan, dan terutama mudah dipahami. PermataBank meluncurkan e-guidebook yang dirancang untuk berbagai situasi keuangan yang mungkin terjadi dalam keluarga. Guidebook ini terdiri dari 9 seri yang memuat prinsip dasar sistem keuangan dan worksheet yang bisa dikerjakan. “Kami persilakan masyarakat untuk mengunduh guidebook ini di www.bicarauang.com secara gratis. Worksheet mudah diaplikasikan untuk kegiatan sehari-hari dalam keluarga,” tambah Ivy. Di antara seri guidebook adalah tema couple, parents with young children dan parents with teenager. Mona Ratuliu, narasumber yang berbagi pengalaman dalam Media Clinic Bicara Uang mengakui, mengajari pengelolaan keuangan pada anak tak hanya terkait dengan masalah keuangan. “Mendidik anak mengelola uang adalah bagian tak terpisahkan dari pendidikan itu sendiri. Mengajari arti uang bahkan bisa dilakukan sejak anak masih kecil, misalnya bermain jual-beli,” ujar ibu tiga anak ini. Ivy menambahkan, buku parenting dapat dijumpai dengan mudah di toko buku. Seminar parenting juga bukan hal asing bagi orang tua zaman sekarang. Teknologi juga mempermudah orang tua untuk mencari pengetahuan mengenai tumbuh kembang dan pendidikan anak. Namun, buku parenting mengenai keuangan tidak banyak tersedia. Jika pun ada, umumnya menyajikan pengelolaan keuangan secara serius dan sulit diterapkan sehari-hari. “Seri Bicara Uang ini membahas keuangan dan pengelolaannya dengan cara sederhana. Orang tua juga mudah mengaplikasikan tips dan worksheet yang ada,”
sumber : mediaindonesia.com